ilustrasi
Dalam semakin mengglobalnya dunia sekarang ini, pembangunan
tidaklah lagi hanya melibatkan aktor domestik saja. Aktor internasional juga
memiliki tempat tersendiri bagi pembangunan.
Itulah mengapa banyak aktor-aktor
internasional yang turut terlibat di pembangunan di berbagai negara di dunia
ini, katakanlah seperti World Bank dan IMF. Kedua institusi ini dikenal sebagai
Bretton Wood Institution, mereka
menyumbangkan strategi dalam pembangunan untuk menanggulangi berbagai
permasalahan, khususnya di negara berkembang walau dengan sedikit paksaan. Adapun
strategi yang dimaksud adalah Structural Adjustment Programs (SAP),
yang didalamnya terdapat strategi dalam pembangunan yang sering disebut Washington Consensus.
SAP bersumber dari pandangan liberal yang dalam pembangunan
sangat menekankan pada keterbukaan pasar dan intervensi dari pemerintah yang
sangat minim. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, program ini dirasakan
tidak membawa dampak yang diharapkan di berbagai negara berkembang yang
mengadopsinya. Malahan membawa dampak yang semakin parah bagi negara
tersebut. Hingga akhirnya lembaga ini
membuat sedikit revisi, karena menurut mereka kegagalan dari SAP ini terjadi
karena terlalu fokus pada satu sisi saja, yakti sisi ekonomi. Padahal dalam
pembangunan harusnya meliputi secara keseluruhan dari sisi-sisi lainnya. Walau sudah
direvisi, pandangan liberalnya masih tetap dipertahankan, dimana pasar bebas
merupakan sebuah keharusan dalam pembangunan bagi negara berkembang untuk
menuju masyarakat yang makmur.
Dalam pandangan saya, tulisan ini cukup mendetail menjelaskan
secara runtut perdebatan yang terjadi dalam mekanisme yang telah ada. Tulisan dari
Joko Purnomo secara gamblang menunjukkan kegagalan dari pengadopsian sistem
yang sebenarnya belum tentu selalu cocok untuk diterapkan di segala tempat. Hal
ini tak terlepas dari berbedanya situasi dan konsidi yang ada. “Pemaksaan”
untuk mengikuti jalan barat ini juga bisa dilihat secara skeptic, bahwa bisa
jadi ada yang mendaptkan keuntungan dari penerapan sistem tersebut. Sedangkan kemajuan
dari negara berkembang tersebut bukanlah fokus utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar