Minggu, 12 Maret 2017

(tugas Isu-Isu Negara Berkembang) resume week 4:Poverty

ilustrasi

Kemiskinan walau dipandang merupakan hal yang tidak terpisahkan, akan tetapi momok ini bukanlah hal yang telah lama menjadi diskursus di dunia. Ini telah menjelma menjadi realita yang berkembang di seluruh dunia.
Terkhusus pada negara-negara dunia ketiga sebagai negara-negara berkembang. Well being sering diasosiasikan sebagai keadaan dimana tidak dalam  keadaan miskin jika ditelisik secara unidimensional. Akan tetapi, definisi dari kemiskinan sendiri masih belum di formulasikan secara baku. Banyak para peneliti dan penstudi masih melihat bahwa arti dari kemiskinan belum dapat digeneralisir. Paul Spicker melihat bahwa kemiskinan seharusnya dilihat secara multidimensional. Ada 11 poin dalam mendefinisikan kemiskinan yang satu sama lainnya saling terkait.

Need, seseorang akan dilihat miskin jika dia tidak dapat mengakses kebutuhan yang esensial sebagai penompang kehidupannya, seperti makan, rumah. Standar of living, seseorang dapat dikatakan miskin jika standar hidupnya dibawah standar yang telah ditetapkan oleh lembaga terkait seperti WHO, ILO dan lainnya. Limited Resourses, kemiskinan dilihat dari susahnya akses terhadap sumberdaya dalam pemenuhan kebutuhan dalam hidup. Ini terjadi karena terbatasnya sumberdaya di dunia. Lack of Basic security, kebutuhan yang harus dipenuhi tidaklah selamany sebagai kebutuhan yang bersifat materil, termasuk dialamnya kebutuhan untuk merasa aman. Lack of Entitlement, kurangnya kuasa terhadap akses hak terhadap dirinya sendiri. Multiple Devrivation, kemiskina terjadi karena banyak faktor yang saling terkait. Exlucion, dikucilkan dari kelompok masyarakat karena miskinya mereka. Inquality, kemiskinan terjadi karena kurang tersebaranya sumberdaya secara merata, sehingga menghasilkan ketimpangan. Class, kemiskinan juga sebagai akibat adanya pembagian kelas atau  struktutr didalam masyarakat. Dependency, kemiskinan juga diakibatkan oleh ketergantungan sehingga selalu membutuhkan bantuan pihak lain. Dan Unacceptable Hardship, adalah kemiskinan yang tidak dapat diterima secara moral.

Pembangunan dan kemiskinan telah dilihat sebagai hal yang sangat berhubungan. Ini menjadi isu baru yang muncul. Kemiskinan dipandang memiliki hubungan kausualitas dengan pembangunan. Pembangunan yang gagal akan menghasilkan kemiskinan yang semakin parah. Sedangkan kemiskinan dapat ditanggulangi melaui program-program pembangunan. Sehingga lembaga yang mengurusi tentang pembangunan banyak yang akhirnya terlibat dan penganggulangan kemiskinan telah bertransformasi menjadi tujuan dari pembangunan itu sendiri. Implementasinya dari hal ini adalah Bank Dunia juga mengukur kemiskinan dengan indicator yang ditetapkanya, yakni melalui GNP. Akan tetapi hal ini banyak mendapat kritikan dari banyak pihak, kurang memasukkan sisi-sisi humanis dan lingkunagn ditengarai membuat indicator yang direapkan oleh Bank Dunia ini kurang relevan. Apalagi dengan fakta-fakta tentang pembangunan sebagai instrument ekploitasi negara-negara berkembang oleh negara-negara industri. 

Susahnya mendefiniskann kemiskinan telah membuat banyak orang mendefiniskan kemiskinan secara satu sisi. Padahal kemiskinan sendiri  merupakan hal yang seharusnya dilihat secara holistik. Spicker melihat bahawa setidaknya ada 11 hal yang mnajdi kata kunci dari kemiskinan. Sehingga setidaknya kemiskinan dapat didefiniskan secara jauh lebih luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar